xpresiku.com – Willy Aditya selaku Ketua DPP Partai Nasdem menjelaskan tipe presiden 2024. “Sekarang ini semua diinjak. Hari ini aparat penegak hukum semena-mena melakukan politisasi hukum. Resah gak kita?” ungkapnya pada kegiatan diskusi kampus di Universitas Muhammadiyah Jakarta (Rabu, 17/5/2023).
Menurut Willy, hal tersebut terjadi karena presiden adalah petugas partai dan bukan menjadi pelayan rakyat. “Semena-mena aja ini menangkap si A tangkap si B si C, sebaliknya karena apa? Yang menjadi presiden petugas partai bukan menjadi pelayan rakyat,” ujarnya. “Kita berdiri di atas semua kepentingan. Jika presiden benar-benar Soekarnois seharusnya loyalitas kepada partai berhenti,” tambahnya.
Dalam hal ini, Willy mengatakan agar tidak sesat berpikir dalam mengartikan ajaran Soekarno dalam hal kepemimpinan. Baginya, poin paling penting dalam sebuah negara demokrasi adalah meletakkan hukum sebagai jangkar utama dan bukan semaunya sendiri. Oleh karena itu, hukum sepantasnya tidak tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Menurutnya aparat penegak hukum juga tidak boleh ditekan dari pihak manapun. Willy juga mengatakan bahwa aparat hukum tidak boleh diskriminatif. Presiden harus mampu mengutamakan kepentingan masyarakat. Presiden dapat menomorduakan kepentingan kelompoknya.
“Politisi bukan perihal soal kecerdasan, tapi stand point-nya adalah keberpihakan. Anda berpihak pada warna yang mana dan nasib yang mana,” tuturnya. Selanjutnya Willy mengutip kisah eks Presiden Amerika Serikat yaitu John Kennedy yang berusaha keras memperjuangkan seorang mahasiswa kulit hitam untuk berkuliah di University of Massachusetts. “Ini konstitusi. Dia harus masuk. Kennedy tetap berdiri dan berusaha,” jelasnya.